Monday, March 05, 2007

[KOLEKSI] UANG LOGAM


Akhirnya, up-date jg...


Sebenarnya saya sudah lama ber-ide mau nyomot judul ini dari blog-nya Sam yang sudah lama terbit di sini. Di awal tulisannya, Mas Hedi menuliskan "Manusia senang uang, itu sudah jamak. Bagaimana orang melakukan apapun demi uang, bisa kita lihat di mana-mana. Bahkan orang bersedia menari-nari dan berdandan macam-macam ketika menjadi peserta kuis miliarder di ANTV itu. Tapi saya jarang melihat orang menjadi “hijau” dengan uang logam, kecuali kolektor".


Tulisan Mas Hedi ini seolah-olah menuding saya.. Kenapa musti merasa tertuding.. *karena saya merasa diri sebagai kolektor, hi,hi* ge er deh!! Tpi, ya.. begitulah adanya saya.. mata saya memang langsung 'hijau' kalo saya melihat uang logam alias koin. Tpi hanya koin-koin yang beredar pada jaman saya kecil yang saya koleksi.


Anda semua masih ingat koin Rp 100 yang tebal dengan gambar rumah?? juga koin Rp 100 yang lebih tipis dengan gambar yang sama dengan gambar wayang gunung dibaliknya *apa ya istilahnya??*, atau koin Rp 50 yang bergambar burung?? Saya masih menyimpan koin-koin itu..

Ini dia koin-koin koleksi yang saya punya:

1. Rp 1 tahun 1970 [gambar burung] 4 keping
2. Rp 5 tahun 1974 [gambar keluarga berencana, padi & kapas] 1 keping
3. Rp 10 tahun 1971 [imut, gambar padi & kapas] 2 keping
4. Rp 10 tahun 1979 [gambar celengan, padi & kapas] 1 keping
5. Rp 25 tahun 1971 [gambar burung] 6 keping
6. Rp 50 tahun 1971 [gambar burung] 120 keping
7. Rp 100 tahun 1973 [tebal, gambar rumah] 61 keping
8. Rp 100 tahun 1978 [tipis, gambar rumah dan wayang gunung] 1.366 keping

Saking cintanya sama koleksi2 tersebut, pada tahun 1999 saya menyertakan uang koleksi berjumlah Rp 1.999 sebagai uang seserahan pada perkawinan saya untuk melambangkan tahun perkawinan. Padahal itu kan uang2 saya, tapi saya rela memberikannya kepada calon suami, toh diserahkan lagi ke yang empunya. he,he. Sampai sekarang, saya masih menyimpannya dengan baik.

Untuk memiliki koin2 tersebut saya rela berdarah-darah, tersungkur, terjerembab atau bahkan mengorbankan harga diri.. *halah* Iya lho.. panjang sudah dan berliku-liku jalan untuk mendapatkan koin2 itu. Ya minta, ya nuker, ya maksa bongkar celengan keponakan.. he,he. Kalo belanja ke supermarket ato ke mini market ato tukang sayur kek, mata pasti lirik2 ke tempat koin, kalo sempet lihat .. tuing LANGSUNG IJO, trus, ajimat mengiba dikeluarkan.. Maaf, boleh saya tukar koin yang gede itu.. huaaaa... asli nekat. Dan, hasilnya.. koin2 Rp 100 hasil iba mengiba itu sudah terkumpul 1.366 keping... Cucok sama perjuangannya kaan...


Na... sekarang tiba saatnya untuk menambah koleksi saya ini, bagi temen2 yang punya piggy bank ato celengan semar ato celengan ayam ato selipan2 koin, PLEASE..., kalo mau pecah celengan berkenan mengabari saya. Saya akan rela datang ke rumah untuk bantu menghitung hasil celengan, trus... saya minta bagian deh.. hi,hi.. Serius nih kawan!! *halah* . Betul, apabila teman2 punya koin2 jaman baheula atau setidaknya koin2 seperti yang saya koleksi, dengan senang hati saya akan menerima donasi teman2.

Dengan tidak mengurangi rasa hormat, saya akan menerima donasi koin2 seperti yang saya pesan di atas dengan tidak menampik lembaran2 merah Soekarna-Hatta apalagi si Gondrong yang menawan itu.. he,he,..


Makasih ya Sam atas ide-nya yang sudah aku comot untuk memuat koleksiku.. Sebenarnya saya juga punya koleksi uang kertas, tapi tidak sebanyak uang logam.

Gambar diambil di sini. Gambar2 koleksi menyusul, nunggu suami jalan2 ke FOCUS (Jakarta Photo & Digital Imaging Expo) di JCC hari Sabtu besok, camera lama udah ndak bisa dipake njepret.





Rara Vebles blog @ 7:48 PM
Photobucket - Video and Image Hosting